Jumat, 12 Agustus 2011
rerult of m.a. english - Keyword Research
Minggu, 31 Juli 2011
MENGAITKAN SEGALA URUSAN DENGAN ALLAH
Setiap urusan yang tidak dikaitkan kepada Allah, berpotensi menjadi besar, rumit, dan berat. Karena itu, orang yang paling sengsara dalam hidup adalah orang yang tidak mengenal Allah. Semua yang dilakukannya tidak memiliki gantungan yang kokoh.
Tidak ada rezeki selain dari Allah. Sekecil apa pun itu, semuanya datang dari Allah. Manusia hanya sekadar perantara. Saat kita lapar, kemudian ada yang memberi kita makan. Maka yakinlah bahwa makanan itu datang dari Allah, orang itu hanya sekadar perantara. Benar ungkapan Imam Al Ghazali, "Dia (Allah) yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang mencari rezeki, serta Dia pula yang mengantarnya kepada mereka serta menciptakan sebab-sebab sehingga mereka dapat menikmatinya".
Saudaraku, yang paling mahal dari pemberian adalah ingat kepada Allah. Contohnya saat mendapat uang. Yang terpenting bukan uangnya, namun bagaimana uang tersebut menjadikan kita ingat dan bersyukur kepada Allah. Saat kita dikaruniai rumah, maka yang terpenting bukan bagus dan megahnya rumah, namun bagaimana rumah itu bisa mendekatkan kita kepada Allah. Saat Rezeki terbesar kita bukan datangnya sesuatu, namun ingat Allah karena sesuatu itu.Ali bin Abi Thalib berkata, "Jangan merasa adanya yang memberi nikmat kepadamu selain Allah. Dan anggaplah semua nikmat yang engkau terima dari selain Allah itu sebagai kerugian.''
Segala sesuatu yang kita alami, benar-benar ada dalam kekuasaan Allah. Semuanya terjadi karena izin Allah, entah yang baik maupun yang buruk. Andai kita bermaksiat, maka maksiat yang kita lakukan terjadi karena izin Allah. Karena itu, jangan mencari izin Allah. Yang harus kita cari adalah ridha Allah. Ridha Allah ini hakikatnya adalah izin yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita. Demikian pula saat mencari rezeki. Semua yang kita dapatkan, halal maupun haram, datang kepada kita karena izin Allah. Rezeki yang kita dapatkan akan berkah dan membawa kebaikan bila dikaitkan dengan Allah sebagai Dzat Pemberi Rezeki.
Saudaraku, setiap urusan yang tidak dikaitkan kepada Allah, berpotensi menjadi besar, rumit, dan berat. Orang yang paling sengsara dalam hidup adalah orang yang tidak mengenal Allah. Semua yang dilakukannya tidak memiliki gantungan yang kokoh.
Jadi, kita akan stres bila hati lebih bergantung kepada ikhtiar daripada kepada Allah. Saat berbisnis misalnya. Bila kita menggantungkan kesuksesan bisnis hanya pada strategi yang kita rancang, kita akan stres bahkan depresi ketika bisnis tersebut mengalami kegagalan. Saat kita mendambakan pendamping hidup, dan kita menggantungkan harapan pada ikhtiar semata, maka kita akan stres saat gagal menikah. Idealnya, ikhtiar seratus persen dan keyakinan pun seratus persen. Keyakinan, adalah pangkalan tempat berpijak. Hati harus yakin, sambil terus menyempurnakan ikhtiar. Wallahu a'lam.
Rabu, 29 Juni 2011
Yuuuk....! KITA JANJIAN KE SURGA
",,Janji Bertemu di Surga,,"
Begini ceritanya, al-Mubarrid mengisahkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr an-Nakha'i.
Di Kuffah, ada seorang pemuda tampan, kuat beribadah dan sangat rajin.
Suatu ketika, dia mampir ke kampung Bani an-Nakha'. Dilihatnya seorang wanita cantik dan langsung jatuh cinta. Wanita itu pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya.
Pemuda ini kemudian mengutus seseorang untuk mendatangi ayah wanita itu demi melamarnya.
Tapi syang, si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dijodohkan dengan slah seorang sepupunya.
Meski begitu, cinta mreka tak padam, bahkan makin berkobar.
Si wanita mengirim sebuah pesan lewat seseorang untuk sang kekasih.
Pesan itu berbunyi : 'Aku tau betapa besar cintamu kepadaku dan betapa aku diuji denganmu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan untuk menemuiku di rumah'.
Dijawab oleh pemuda tadi melalui org suruhannya : 'Aku tdk stju dgn 2 alternatif itu karena dalam firman Allah dikatakan : "...sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)". (QS.Yunus [10]:15).
'Aku takut pada api yang tdk prnh mengecil nyalanya dan tdk prnh padam kobarannya.'
Ketika pesan itu sampai, si wanita pun berkata, "Rupanya dia masih takut kpd Allah. Demi Allah, tak ada org lain yg jauh lbh bertaqwa kpd Allah. Semua hamba berhak tahu akan hal itu."
Kemudian, wanita itu meninggalkan segala urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan2 buruknya. Ia mulai beribadah dan mendekatkan diri kpd Allah. Tapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pd sang kekasih.
Tubuhnya semakin kurus menahan rindu smpai akhirnya meninggal dunia.
Si pemuda seringkali berziarah ke kuburnya. Dia menangis dan selalu mendoakannya.
Suatu waktu, si pemuda tertidur. Dia mimpi berjumpa dengan kekasihnya yg terlihat bgtu rupawan.
Dalam mimpi itu, dia sempat bertanya,
"Bagaimana keadaanmu ? Apa yg kau dptkn stlh meninggal ?"
Si wanita menjawab,
"Sebaik-baik cinta, wahai org yg bertanya, adalah cintamu. Cinta yg mengiring pd kebaikan."
Si pemuda itu lantas bertanya,
"Jika demikian, kemanakah kau pergi ?"
"Aku skrg mnju kenikmatan dan kehidupan yg tiada berakhir. Di surga kekekalan yg dpt kumiliki dan tak akan prnh musnah," jwb wanita itu.
"Ku harap, kau selalu ingat pdku di sana. Aku di sini juga tdk prnh melupakanmu," kata si pemuda.
"Demi Allah, aku jg tk prnh melupakanmu. Aku mnta kpd Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agr kita nnti bisa dipertemukan. Maka bantulah aku dlm hal ini dgn kesungguhanmu beribadah," sahut si wanita.
Si pemuda bertanya,
"Kapan aku bisa menemuimu ?"
"Tak lama lagi kau akan dtg menemuiku", jawab si wanita.
Tujuh hari stlh mmpi itu, si pemuda pun meninggal dunia...
*Sebuah kisah cinta yg menarik untukku. Cinta yg dibangun dgn dasar taqwa dan bukan hanya nafsu. Cinta yg dibangun dgn taqwa membawa kita selalu dekat dgn Allah SWT, bukan pd kemaksiatan.*
Lalu,bgaimana dgn cinta yg Anda alami sekarang ?
(^_^)
*..Wallahu a'lam..*
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini